Saturday, September 13, 2014

KEPO

"Ada hal-hal dalam kehidupan ini yang tidak masuk akal. Tragedi menimpa kita. Ketidakadilan terjadi di mana-mana. Hal-hal buruk terjadi, bahkan menimpa orang-orang Kristen. Di saat-saat seperti inilah kita perlu mempercayai Allah dan dengan jujur menyembah Dia-bukan karena sedang mengalami kesusahan-tetapi karena Tuhan itu baik. Kita tidak bisa mengendalikan keadaan, tapi kita dapat mengontrol reaksi kita dalam menghadapinya.

Di satu malam Ayub tidur dan segalanya tampak berjalan baik-baik saja. Lalu tiba-tiba ketika ia bangun keesokan harinya, ia mendapati telah kehilangan segala yang ia punya. Dan yang paling parah ialah ia kehilangan anak-anaknya. Apa yang kemudian ia lakukan? "Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah, katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!" 

(Ayub 1: 20-21).

Apa bencana yang sedang Anda hadapi? Cobaan apa yang ada di depan mata Anda? Sembahlah Allah, bukan karena penderitaan Anda, tetapi karena kuasa dan kemuliaan-Nya. Ketika Anda sampai ke surga, kesengsaraan Anda di bumi akan dijelaskan. Dan sebelum hari itu datang, marilah kita hidup berpegang pada janji-janji-Nya, bukan karena penjelasan-penjelasan."


Pagi-pagi baca ini di Daily Devotion dannn...gua gatel pengen nulis. Hahaha. Gua tergelitik dengan kata-kata "Ketika anda sampai ke surga, kesengsaraan anda di bumi akan dijelaskan." Seolah-olah gua diingatkan untuk ga perlu tau semua hal. Sometimes gua bisa jadi orang yang sangat pengen tahu (baca: KEPO, red). God knows I did a fair share of thinking " Was he ever had a feeling for me?" so many times. And in some cases, yes, I asked. Which is led to disappointment. Menurut gua Kepo tuh kayak gatal yang perlu digaruk. The thing is, sekalinya lu garuk, lu pasti akan garuk terus-terusan sampai lu luka or berdarah. Questions like, "why she/he dont like me" or "what is the true reason beyond of our breakup" or "why must I suffer from this thing" maybe just some of the things that we must let go. Tidak semua hal dalam hidup ini perlu untuk kita ketahui. What we know now is like a small part of a jigsaw puzzles and I'm glad that God have the "big picture" and Heaven had the closure. Nowadays, gua lagi coba untuk memilah-milah pertanyaan apa yang perlu atau tidak gua tanyakan. And I surely pray that God give me the wisdom. Lets live according to His promises and not to His explanations.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home